Tentang Abah Zaed
Asalamualaikum wr. wb.
Beliau adalah sosok yang patut kita teladani,
Beliau sangat sederhana, santun dan sangat dekat dengan murid-muridnya,
Bahkan beliau menganggap muridnya seperti anak sendiri, sehingga sebagian besar murid-murid beliau memanggilnya "abah".
Salah satu sifat teladan beliau adalah tawaddu' yang berarti merasa diri kita lebih rendah daripada orang lain, atau merasa bahwa orang lain lebih baik dari kita,
Hal ini dapat kita pelajari dari sifat beliau yang selalu memaafkan murid-murid yang melakukan kesalahan karena beliau yakin bahwa, suatu saat murid tersebut akan menuai hikmah dari kesalahan yang dilakukanya,
Jika seseorang sadar akan kesalahanya, pastilah dia akan berusaha menjadi lebih baik dimasa mendatang, yang dalam ilmu hukum dikenal dengan "asas praduga tak bersalah"
Selain itu beliau juga di kenal sebagai orang yang "ikhlas", dalam kitab kifayatul atqiya disebutkan bahwa salah satu definisi ikhlas adalah "membersihkan amal dari rasa bangga dengan amal tersebut",
Beliau tidak pernah menginginkan murid-muridnya mampu menguasai semua ilmu yang telah dipelajari, lancar membaca kitab kuning kosongan, ataupun hafal al-quran berikut tafsir dan asabun nuzulnya, dsb.
Kalaupun ada murid yang seperti itu, beliau tidak pernah merasa sedikitpun bangga karena menurut beliau hal itu hanyalah bonus dari yang maha kuasa atas kegigihan usahanya dalam mendidik santri-santri tanpa kenal lelah sampai hembusan nafas terahir,
Dan sifat yang paling beliau populerkan di kalangan murid-murid adalah "istiqomah" dalam segala hal, baik wadzifah maupun aurodnya, bahkan ketika beliau di rawat di RSUD palem pare pada 2005 jam, 02.00 beliau disuntik obat tidur, tapi jam 04:00 beliau tetap bangun dan seakan-akan obat tidur yang disuntikan tersebut tidak beraksi sama sekali, sehingga semua perawat dan dokter sangat heran pada istiqomahnya abah bangun jam 04:00,
Ketika saya sangat terobsesi mengamalkan suatu aurod, beliau berkata "dawuhe mbah kakung (mbah hasbullah marzuqy), wiridano sing suwe lak mung entok kesel thok"! Dari dawuh tersebut dapat kita fahami bahwa aurod sedikit yang istiqomahnya lebih utama dari pada aurod banyak namun hanya semusim,!
Bberapa pesan abah untuk murid-muridnya antara lain "belajaro ngurip-ngurip ati (belajarlah menghidupkan hati)".
Mnurut abah, mnghidupkan hati dapat kita pelajari dengan cara selalu berusaha untuk peka terhadap lingkungan dan apa yang kita alami (peka mata hati, pandai menata diri), pada kitab al-hikam dijelaskan bahwa, ada empat perkara yang di alami semua manusia yaitu ta'at beribadah, maksiat, rizqi dan coba'an, ketika kita ta'at dalam beribadah, kita harus menyadari bahwa itu adalah murni pemberian ilahi yakni, kesempatan melaksanakan ibadah tersebut, ketika kita melakukan maksiat, maka harus segera bertaubat, ketika mendapatkan rizki, harus bersyukur dan ketika mendapat coba'an kita harus sabar,
Dawuhnya abah "SABAR KUWI ORA ONO WATESE ( sabar itu enggak ada batasnya)".
Dan pesan abah yang paling utama adalah "wong kuwi kudu nduwe budi (setiap orang harus mempunyai budi (akhlaqul karimah)" akhlak adalah baik buruknya sesuatu yang telah menjadi kebiasa'an kita sehari-hari secara otomatis tanpa harus berfikir, seperti kita bertemu teman otomatis kita mengucapkan salam dsb. Dan akhlak yang baik (akhlaqul karimah) adalah kebiasaan seseorang yang telah sesuai dengan adab (tatacara melakukan kebaikan) yang dalam kitab al-hikam dijelaskan empat adab yang harus kita patuhi yaitu adab kepada sang khalik, adab kepada guru, adab terhadap sesama dan adab terhadap nafsu.
Adab kepada sang khalik, kita harus menerima dengan ikhlas apapun yang menjadi ketentuannya, adab kepada guru, kita harus mengikuti apapun yang diperintahkan guru tanpa harus mempertanyakanya, bagaikan seorang mayit di pangkuan orang yang memandikan,
Adab terhadap sesama, kita harus menghilangkan prasangka buruk kepada orang lain dan adab terhadap nafsu, kita harus siap berperang melawan nafsu apapun bentuknya, karena jika kita siap berperang melawan nafsu, niscaya yang maha kuasa akan mendatangkan bala bantuan bagi kita nur (cahaya ilahi) sehingga hati kita terang benderang melebihi terangnya alam semesta.!
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon ma'af atas segala khilaf.
Semoga dengan tertulisnya artikel ini bisa meningkatkan kefahaman, khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua pembaca yang budiman, dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan ridlo, taufik serta hidayah-Nya, atas segala khilaf aktifitas ataupun amaliyyah kita, khususnya yang berhubungan dengan apa yang terkandung dalam artikel ini....
AAMIN.
"Skak mat"gumam saya.
Mendengar dawuh abah, saya baru sadar bahwa ini adalah hukuman atas perbuatanku yang lalu-lalu,
Dengan rasa malu saya hanya tertunduk lesu, garuk-garuk kepala dan "ingah-ingih" sambil berfikir darimana abah tau saya ngambil mangganya yang kemarin-kemarin itu.
Sejak saat itu, saya semakin berhati-hati dengan kebiasaan burukku mengambil buah yang bukan hakku meskipun hanya nyicip satu.